Menguak Kisah Dibalik Valentine’s Day

Posted by Unknown On 14:53
“VMJ” adalah sebuah istilah yang digunakan untuk virus berbahaya karena keganasan yang dapat menginfeksi al insan tanpa disadari dan memiliki indikasi yang berbeda tiap individunya. Indikasi terparahnya adalah dapat menjadikan seseorang lupa akan dirinya hingga Tuhannya, Na’udzubillah....
Ya, itu adalah “VMJ”, singkatan dari Virus Merah Jambu. Virus yang belakangan ini progress perkembangbiakannya amat cepat, terutama pada tanggal 14 februari yang familiar dengan sebutan hari kasih sayang atau Valentine’s Day.
Valentine’s Day  yang merupakan rangkaian paralel dari eksploitasi cinta, apakah kita semua ummat muslim patut merayakannya?
Berbagai versi menyebutkan tentang asal mula terjadinya Valentine’s Day, namun tidak ada sanad yang jelas, berikut adalah beberapa versi mengenai Valentine’s Day:
1.           Valentine’s day merupakan hari perayaan yang telah diresmikan oleh paus Galasius[Paus Gereja Katholik Roma] sebagai wujud penghormatan kepada Santo Valentine dan sahabatnya Santo Marius karena mereka adalah dua orang pendeta yang memperjuangkan cinta yang kala itu pada masa pemerintahan Raja Claudius II, kaum militer laki-laki dilarang menikah sehingga kedua pastur ini menikahkan sepasang kekasih secara diam-diam. Alhasil karena perbuatan mereka diketahui Raja sehingga mereka dihukum mati. Namun sebelum Valentine dihukum mati, ia sempat menulis surat untuk gadis yang ia cintai, yang bertuliskan “From Your Valentine”.
        Di Romawi kuno, pada tanggal 14 februari merupakan perayaan Dewi Juno(ratu dari dewa-dewi romawi dan diyakini sebagai dewi kaum wanita dan pernikahan). Perayaan itu dilakukan dengan memisahkan laki-laki dan perempuan, kemudian menuliskan nama mereka masing-masing pada selembar kertas dan kaum laki-laki mengambil undian tersebut, dan bila mereka cocok mereka dapat menikah di kemudian harinya.
Dari uraian singkat diatas jelaslah sudah bahwa Valenatine’s Day bukanlah dari Islam melainkan kaum kristiani dari Romawi kuno. Terkait hat itu, kaum ulama mengeluarkan fatwa mengenai perayaan tersebut. Ketiga fatwa itu adalah Fatwa Lajnah Da’imah (Lembaga Fatwa Arab Saudi), Fatwa Lembaga Tetap untuk Pembahasan Ilmiah dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi. Berikut adalah kutipan salah satu fatwa yang berkenaan dengan perayaan Valentine’s Day:
Fatwa nomor (21203), tanggal: 23-11-1320H.
“Barangsiapa yang menyerupai satu kaum, maka dia termasuk mereka”. (HR.Abu Dawud dari Abdullah bin Umar).
Hari kasih sayang termasuk diantara perayaan yang disebutkan, sebab ia termasuk diantara perayaan berhala Nashrani. Maka tidak halal bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan hari akhir melakukannya, atau menyetujuinya, atau mengucapkan selamat, namun yang wajib adalah meninggalkannya dan menjauhinya, sebagai wujud menjawab panggilan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu’Alaihi Wassalam, dan menjauhkan diri dari berbagai sebab yang mendatangkan kemurkaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan siksaan-Nya. Sebagaimana pula diharamkan atas seorang muslim membantu perayaan tersebut, atau yang lainnya dari berbagai perayaan yang diharamkan, dengan jenis apapun, baik berupa makanan, minuman, menjual, membeli, membuat hadiah, saling berkirim surat, atau pemberitahuan, atau yang lainnya. Sebab itu semua termasuk ke dalam sikap saling tolong menolong di atas dosa dan permusuhan, dan kemaksiatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:  
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (QS.Al-Maidah:2).
Saudariku, sungguh Islam amat menghargai cinta dan menempatkannya pada posisi yang terhormat, kudus dan sacral. Meskipun demikian, Islam tidaklah menjadikan cinta sebagai komoditas yang murah dan rendahan. Semoga tidak ada keraguan lagi di hati kita mengenai valentine’s day. Allahumma Aamiin
Wallahu’alam bisshawab. 

Sumber: Buletin AL-FATAH

Site search